Sabtu, 07 April 2012

Job sheet hukuman caping day

Pemberian Obat Melalui Vagina

1.    DEFINISI


Vagina adalah saluran yang dindingnya dilapisi oleh membran mukosa dan membentang dari serviks uteri hingga valua dinding vagina normalnya berwarna merah mudah dan bebas dari rabas dan lesi. Vagina harus terasa hangat dan lembab dengan dinding yang lembut. Terkadang vagina yang terasa tegang dapat berkaitan dengan rasa takut atau jaringan parut. Wanita yang menderita infeksi jamur, memiliki rabas yang kental, putih, berbau aneh dan seperti dadik. Pemberian obat melalui vagina adalah pemberian obat yang dilakukan dengan memasukkan obat melalui vagina. Obat yang dimasukkan pada umumnya bekerja secara lokal. Obat ini tersedia dalam bentuk krim, tablet yang dapat larut dengan perlahan ataupun dapat juga dalam bentuk salep dan supositoria. Pada pemberian obat secara vaginal, pasien harus minimal selama 1 jam tidur terlentang untuk menghindari obat itu mengalir keluar. Contoh pemberian obat pada penanganan pasien seperti adanya benda asing di dalam vagina dan pemberian prostaglandin untuk induksi persalinan.

2.    TUJUAN

a. Untuk mendapatkan efek terapi obat

b. Mengobati saluran vagina atau serviks, seperti :

• Mengurangi peradangan
• Mengobati infeksi pada vagina
• Menghilangkan nyeri, rasa terbakar, dan ketidaknyamanan

3.    INDIKASI

• Pembatasan mobilitas
• Adanya dehidrasi infeksi atau obstruksi persalinan
• Pengaruh suhu tubuh terhadap distribusi dan absorbsi obat.
• Penggunaan alat kontrasepsi











4.    KONTRADIKSI

• Perawat tidak boleh melakukan pemeriksaan vagina pada keadaan :
a. Menstruasi
b. Khusus pada pasien spartus antara lain
- Perdarahan
- Plasenta previa
- Ketuban pecah dini
- Persalinan praterm
• Obat tablet yang digunakan tidak dapat digunakan untuk peroral

5.    KELEBIHAN

• Obat cepat bereaksi
• Efek yang ditimbulkan bersifat lokal

6.    KERUGIAN

• Dapat membangkitkan rasa malu
• Kesulitan dalam melakukan prosedur terhadap wanita lansia
• Setiap rabas yang keluar memungkinkan berbau busuk

7.    ALAT / BAHAN

a. Obat dalam tempatnya
b. Sarung tangan
c. Kain kasa
d. Kertas tisu
e. Kapas suplimat dalam tempatnya
f. Pengalas
g. Korentang dalam tempatnya
h. Bantalan perineum (bila perlu)

8.    PROSEDUR KERJA

a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Gunakan sarung tangan
d. Siapkan suplai
e. Periksa identifikasi klien dan menanyakan nama klien
f. Infeksi kondisi genetalia eksterna dan saluran vagina
g. Kaji kemampuan klien menggunakan aplikator atau supositoria dan mengambil posisi saat obat dimasukkan
h. Alur suplai di sisi tempat tidur
i. Tutup gorden atau pintu kamar
j. Bantu klien berbaring dalam posisi dorsal recumben
k. Jaga abdomen dan ekstremitas bawah tetap tertutup
l. Pastikan orifisium vagina disinari dengan baik oleh lampu kamar/lampu leher angsa (gcoseneck)
m. Masukkan supositoria dengan tangan terbungkus sarung tangan (lihat gambar)
n. Beri krim/sabun sesuai dengan petunjuk pada kemasan obat (lihat gambar)
o. Lepas sarung tangan dengan menarik bagian dalam sarung tangan keluar dan buang ke dalam wadah yang tepat, cuci tangan
p. Instruksikan klien untuk tetap berbaring terlentang selama sekurang-kurangnya 10 menit
q. Apabila aplkator digunakan, cuci dengan sabun dan air hangat, bilas dan simpan untuk penggunaan selanjutnya
r. Tawarkan klien pembalut perineum ketika ia mulai bergerak
s. Inspeksi kondisi saluran vagina dan genetalia eksterna di antara pemberian obat
t. Catat nama obat, dosis, cara pemberian dan waktu pemberian obat pada catatan obat.

9.    HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

a. Pemberian bentuk, rute dosis waktu yang tepat
b. Simpankanlah obat supostoria padat pada tempatnya
c. Minimalkan rasa malu klien
d. Kurangi dan cegah penularan infeksi
e. Jaga kenyamanan klien
f. Pertahankan hygiene perineum
g. Jaga privasi kerja
h. Hindarkan tindakan yang dapat menyebabkan pasien merasa sakit
i. Perhatikan teknik septik dan aseptik
j. Pemberian obat harus dalam posisi rekumben
k. Menginformasikan kepada pasien tentang apa yang terjadi.

10.    EVALUASI

a. Apakah obat vagina dapat mengurangi iritasi atau inflamasi jaringan dengan efektif
b. Mendiskusikan tindakan yang telah dilakukan















PEMBERIAN OBAT SUPOSITORIA MELALUI REKTAL

1. Definisi
Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum dalam bentuk suppositoria.

2. Tujuan Pemberian
a. Untuk memperoleh efek obat lokal maupun sistemik
b. Untuk melunakkan feses sehingga mudah untuk dikeluarkan

3. Persiapan alat
a. Kartu obat
b. Supositoria rectal
c. Jeli pelumas
d. Sarung tangan
e. Tissue

4. Prosedur kerja
a. Cek kembali order pengobatan, mengenai jenis pengobatan, waktu, jumlah dan dosis
b. Siapkan klien
(1) Identifikasikan klien dengan tepat dan tanyakan namanya
(2) Jaga privasi, dan mintalah klien untuk berkemih terlebih dahulu
(3) Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kaki fleksi dan pinggul supinasi eksternal
(4) Tutup dengan selimut mandi dan ekspose hanya pada area perineal saja.
c. Pakai sarung tangan
d. Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung bulatnya dengan jelly. Beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk dari tangan dominan anda.
e. Minta klien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan untuk merelakkan sfingter ani
f. Regangkan bokong klien dengan tangan non dominan, dengan jari telunjuk masukkan supositoria ke dalam anus, melalui sfingter ani dan mengenai dinding rectal 10 cm pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak – anak
g. Tarik jari anda dan bersihkan area kanal klien
h. Anjurkan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit
i. Bila supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses, letakkan tombol pemanggil dalam jangkauan klien sehingga ia dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot atau ke kamar mandi
j. Lepaskan sarung tangan, buang ditempat semestinya
k. Cuci tangan
l. Kaji respon klien
m. Dokumentasikan semua tindakan

 
Prosedur Pemberian Obat Melalui Telinga

1.Meneteskan obat tetes telingaAdalah  memberikan obat tertentu, dengan cara meneteskan ke telingaTujuanMelasksanakan tindakan pengobatan sesuai dengan program pengobatan.Persiapan alat

Alat dan Bahan

Mangkok berisi air panas
Kapas lidi
Obat telinga sesuai dengan pengobatan
Pipet obat
Kapas

Prinsip Kerja

1.Pasien dijelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan2.Pasien diatur denan posisi miring dengan telinga yang akan diobati miringmenghadap keatas dengan sudut 60 derajatPenatalaksanaan1.Panaskan obat dengan merendamnya dalam mangkok yang berisi air panas

2.Suhu obat dites dengan cara meneteskannya ke punggung tangan petugas

3.bersihkan dan keringkan kanal telinga luar dengan kapas lidi

4.teteskan obat dengan dosis yang telah ditentukan dalam program pengobatan

5.tutup luang telinga dengan kapas

6.anjurkan pasien agar miring dengan telinga yang diobati menghadap ke atasselama 5 menit
7.bersihkan sisa obat di sekitar telinga

8. Mencuci telinga ( irigasi )Adalah mencuci rongga telinga bagian luar dengan cairan yang dialirkanatau disemprotkan kedalamnyaTujuanMembersihkan telinga dari nanah, kotoran, benda asing, dll, dilakukan pada
1.Telinga yang tersumbayt oleh kotoran telinga
2.Telinga yang kemasukan benda asing

Persiapan Peralatan

1.Spuit biasa atau spuit balon ( khusus )
2.Blas spuit
3.  air hangat dan tempatnya
4. cairan atau obat yang diperlakukan tempatnya
5. bengkok
6. perlak dan alasnya
7. Handuk
8. pinset khusus telinnga
9. kapas


Persiapanpasien

1. pasien diberikan tentang  hal-hal yang akan dilakukan
2. pasien di atur dalam posisi duduk

Pelaksanaan

1 perlak dan alasnya diletakan di atas bahu
2. Pasien dianjurkan memegang bengkok dibawah telinga yang dibersihkan
3. Dengan tangan kiri, telinga ditarik ke atas dan ke belakang
4. Semprotkan dilakukan pada sisi atas lubang telinga dengan aliran agak deras, namun harus dengan hati-hati
5. cairan yang keluar harus diperhatikan
6. gunakan ujung spluit diletakan dimuka lubang telinga tetapi jangan menutupi
7. penyemprotan dilakukan beberapa kali sampai terlihat bersih
8. Setelah bersih,telinga dibersihkan dengan kapas dan daerah sekitarnya di bersihkan dengan handuk
9. Telinga di tetesi obat
10. setelah selesai,pasien diberesken kembali
11.peralatan dibereskan,di bersihkan, dikembalikan di tempat semula


















Pemberian Obat Pada Mata
1.       Persiapan alat dan bahan
1. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.
2. Pipet.
3. Pinset anatomi dalam tempatnya.
4. Korentang dalam tempatnya.
5. Plestier.
6. Kain kasa.
7. Kertas tisu.
8. Balutan.
9. Sarung tangan.
10. Air hangat/kapas pelembab.

2.       ENAM PRINSIP BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT :
1. Benar nama pasien
2. Benar nama obat
3. Benar dosis obat
4. Benar rute pemberian
5. Benar waktu pemberian.
6. Benar dokumentasi

3.       Persiapan Pasien
a.       Beritahukan dan tunjukan pada klien atau keluaranya cara pemberian tetes mata dan salep mata yang benar.
b.      Beritahukan klien untuk melaporkan perubahan penglihatan,kabur,atau hilangnya penglihatan,kesukaran bernafas,atau kulit kemerahan
c.        Beritahukan klien untuk tidak menyimpan obat pada tempat yang dapat menahan cahaya dan jauh dari panas.
d.      Beritahukan klien untuk tidak menghentikan pemakaian obat secara mendadak tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dokter yang meresepkan obat tersebut.
e.      Beritahukan klien akan perlunya pemeriksaan medis secara terus – menerus.
f.        Nasihati klien untuk tidak mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin yang berbahaya apabila pandangan terganggu.





4.       Langkah –langkah pemberian obat / prosedur kerja  apabila obat berbentuk tetes obat
1. Cuci tangan.

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

3. Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dengan posisi perawat di samping kanan.

4. Gunakan sarung tangan.

5. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dari sudut mata ke arah           hidung, apabila sangat kotor basuh dengan air hangat.

6. Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari, jari telunjuk di      atas tulang orbita.

7. Teteskan obat mata di atas sakus konjungtiva.
8.Teteskan sebanyak yang diresepkan ke tengah – tengah Sakus.penetesan langsung pada  kornea dapat menimbulkan rasa tidak enak atau kerusakan.Usahakan supaya penetes  tidak menyentuh lipatan mata atau bulu mata.
9.Dengan lembut tekan duktus lakrimalis dengan bola kapas atau tissue steril 1-2 menit setelah  penetesan untuk mencegah absorpsi sistemik melalui kanalis lakrimalis.
10.Klien harus menjaga agar mata tetap tertutup selama 1-2 menit selama penetesan untuk       meningkatkan absorpsi.

5.       Langkah –langkah pemberian obat / prosedur kerja  apabila obat berbentuk salep.
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dengan posisi perawat di samping kanan.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dari sudut mata ke arah           hidung, apabila sangat kotor basuh dengan air hangat.
6. Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari, jari telunjuk di      atas tulang orbita.
7. Teteskan obat mata di atas sakus konjungtiva.

8. Apabila obat mata jenis salep pegang aplikator salep di atas pinggir kelopak mata kemudian    pencet tube sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata bawah. (kira – kira ¼ inci kecuali ada petunjuk lainnya) pada sakus konjungtiva. Penetesan langsung pada kornea dapat menimbulkan rasa tidak enak atau kerusakan Setelah selesai,      anjurkan pasien untuk melihat ke bawah, secara bergantian dan berikan obat pada            kelopak mata bagian atas dan biarkan pasien untuk memejamkan mata dan       menggerakkan kelopak mata selama 2 – 3 menit.

9. Tutup mata dengan kasa bila perlu.
10.Beritahu klien bahwa penglihatannya akan kabur sebentar.
11.Berikan pada waktu tidur,jika memungkinkan
12. Cuci tangan.
13. Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat pemberian.

6.       Mekanisme Kerja Obat Pada Mata
Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata obat tetes mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.
7.       Bentuk Obat mata
Bentuk Obat – obat mata adalah Guttae (Obat Tetes) dan Obat Salep mata .

8.       Evaluasi : efek samping
Evaluasi Tindakan : Efek Samping Obat Tetes Dan Salep untuk mata adalah :
a.       Penglihatan Kabur
b.      Nyeri  Pada Mata
c.       Iritasi atau Infeksi Mata
d.      Sakit Kepala
e.      Alergi Kontak








PEMBERIAN OBAT
(MELALUI MATA,TELINGA,VAGINA DAN ANUS)











    D3 PRODI KEBIDANAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2012-2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar